/*-- Start Maintenance Template -- */ /*-- Akhir Maintenance Template -- */

Ads (728x90)

Dilihat 0 kali



BATAM, Sumutrealita.com - Mengantisipasi merebaknya penularan virus Novel Corona (nCoV) ke Batam melalui akses transportasi laut, Direktur Badan Usaha Pelabuhan (BUP) Nelson Idris menggelar rapat koordinasi bersama para pemangku kepentingan pada Senin (10/2/2020) di Kantor BUP, Sekupang.

Rapat koordinasi ini dihadiri oleh Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Kepala Bidang (Kabid) Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Penegakkan Hukum (Gakkum) KSOP khusus Batam, Manager Pelayanan Medik RSBP Batam, perwakilan KSO Pengelola Pelabuhan Internasional, dan para Koordinator Administrasi dan Pengendalian di terminal internasional.

Rapat koordinasi dibuka dengan penayangan video simulasi penanganan Virus nCoV di RS dr. Kariadi Semarang.

Melalui video tersebut, Nelson menyampaikan bahwa para pemangku kepentingan di terminal Internasional yang menjadi pintu masuk Warga Negara Asing (WNA) ke Indonesia melalui Singapura dan Malaysia juga harus siap dalam mengantisipasi penyebaran virus.

“Terkait pemberitaan Warga Negara Indonesia yang dikabarkan suspect virus Corona dan kita memiliki lokasi dekat dengan negara yang sudah terjangkit, yakni Singapura, maka saya undang Bapak,ibu untuk menyamakan pandangan dan memperkuat koordinasi dalam mencegah Virus Corona. Apalagi dengan terjadinya penyebaran Virus Corona turut berdampak pada kondisi pariwisata dan akan berefek pada perekonomian Kota Batam,” ujar Nelson saat membuka rapat koordinasi.

Menanggapi hal itu, Kepala KKP Batam, dr. Achmad Farhani mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada laporan resmi mengenai kasus positif Virus Novel Corona di Indonesia.

Mengenai pemberitaan terkait enam orang suspect yang masuk melalui Pelabuhan Harbour Bay menuju Tanjung Pinang, dr Achmad mengatakan bahwa data yang dihimpunnya menemukan bukan hanya enam, melainkan tujuh orang anggota keluarga yang melakukan tamasya ke Seoul lalu menuju Singapura dan masuk ke Indonesia melalui Pelabuhan Harbour Bay.

“Mereka masuk ke Indonesia lewat Harbour Bay lalu ke Tanjung Pinang pada 4 Januari. Itu jauh sekali dengan rentang 23 Januari di mana Singapura mengumumkan kasus positif Virus Novel Corona untuk pertama kali. Jadi warga Tanjung Pinang ini tidak ada kaitannya dengan kontak langsung dengan penderita positif Corona di Singapura,” imbuhnya.

Untuk mengantisipasi penyebaran virus Novel Corona di pelabuhan-pelabuhan Internasional yang ada di Batam, pihaknya telah menyiagakan alat pendeteksi suhu tubuh, baik thermal scanner maupun thermal gun di pintu kedatangan pelabuhan.

Selain itu, para penumpang feri juga diberikan health alert card untuk memantau kondisi kesehatan mereka selama berada di Indonesia. Di dalam health alert card sendiri, disebutkan jika dalam 14 hari sejak kedatangan ke Indonesia dan penumpang merasakan gejala demam, batuk dan sesak napas maka diimbau untuk segera ke rumah sakit atau Puskesmas dan menunjukkan kartu tersebut.

“Di pelabuhan juga ada petugas kita yang memantau jika ditemukan penumpang dengan peningkatan suhu tubuh, maka kita masukkan ke ruang observasi dan di situ kita lakukan wawancara mendalam, diberikan pemeriksaan lebih lanjut,” imbuhnya.

Ia pun menghimbau agar masyarakat menjaga daya tahan tubuhnya karena virus ini bisa dihalau dengan imunitas tubuh yang kuat.

Selain itu Kementerian Kesehatan menurutnya juga terus mempromosikan pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), olah raga teratur dan menggunakan masker jika merasa sedang dalam kondisi tidak fit.

“Untuk petugas yang berhadapan langsung dengan Warga Negara Asing di pelabuhan kita sarankan pakai masker,” tegas dr. Achmad.

Untuk mempercepat penanganan, KKP Batam, kata Achmad, membuka call center yang bisa dihubungi oleh petugas di pelabuhan jika menemukan penumpang yang dicurigai memiliki gejala Virus Novel Corona yakni di nomor 0813-788-677-71.

Selain mengantisipasi penyebaran Virus Novel Corona di terminal penumpang, KKP juga melakukan upaya penanggulangan di terminal barang. Disampaikan Kepala Bidang Karantina dan Surveline Epidemiologi KKP Batam dr Romer Simanungkalit, kapal barang yang datang dari China wajib labuh tambat di titik koordinat Zona Karantina sesuai regulasi yang ditetapkan Kementerian Perhubungan.

“Kalau sifatnya darurat, petugas KKP akan naik ke kapal memeriksa ABK kapal dengan alat pelindung diri (APD) lengkap. Kalau tidak ditemukan gejala Virus Novel Corona maka kapal boleh bongkar muat dengan catatan ABK kapal tidak perlu turun dan tidak ada ABK di darat yang naik ke kapal,” tegas dr Romer.

Dalam kesempatan yang sama, dr. Muhammad Yanto selaku Manager Pelayanan Medik RS BP Batam memberikan pemaparan terkait persiapan RSBP Batam dalam menangani pasien suspect corona.

Ia mengatakan bahwa RSBP memiliki ruang isolasi khusus yang pada tahun 2003 digunakan untuk menangani wabah SARS. Di ruangan tersebut, pasien suspect corona akan dirawat tanpa harus ditempatkan di Unit Gawat Darurat.

“Langsung dimasukkan ke ruang isolasi khusus PIE. Kita lakukan rontgen dada thorax, apabila dicurigai pasien mengidap radang paru kita rawat di ruang isolasi khusus. Kalau tidak ada pneumonia atau radang paru, kita isolasi di rumah yang terus dipantau. Kalau ditemukan radang paru kita rawat dan kita kirim sampel dahak ke Litbang Kemenkes, Jakarta,” ujar dr Yanto.

Rapat koordinasi ditutup dengan diskusi antarpemangku kepentingan pelabuhan untuk menyamakan pandangan dan sikap dalam mencegah penyebaran Virus Novel Corona di pelabuhan.

(Humas BP Batam/fpn)



Post a Comment

Disqus