/*-- Start Maintenance Template -- */ /*-- Akhir Maintenance Template -- */

Ads (728x90)

Dilihat 0 kali


TEBINGTINGGI, Sumutrealita.com - Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi melakukan kunjungan kerja dan meresmikan 4 gedung milik Pemko Tebingtinggi, Rabu (30/1/2019).

Kedatangan Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi itu disambut oleh Walikota Tebingtinggi, Ir. H. Umar Zunaidi Hasibuan, MM bersama dengan unsur Forkopimda Kota Tebingtinggi.

Adapun ke empat gedung yang diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi itu adalah Mesjid Agung dan gedung Islamic Centre di Jalan Gunung Leuser, gedung Balai Pertemuan Kartini di Jalan Gunung Leuser serta gedung Balai Kota di Jalan Sutomo kota Tebingtinggi.

Dalam sambutannya, Edy Rahmayadi mengatakan sejak dulu posisi kota Tebingtinggi merupakan ‘Kota Penghubung’ letaknya sangat strategis dan sangat potensial untuk dijadikan sebagai kota besar, setidaknya ada dua kawasan ekonomi yang apabila hendak menuju kesana pasti melewati Kota Tebingtinggi, yakni Pelabuhan Kuala Tanjung dan pabrik peleburan aluminium PT Inalum serta kawasan ekonomi khusus (KEK) Sei Mangkei.
Sementara itu, Walikota Tebingtinggi, H Umar Zunaidi Hasibuan mengatakan pembangunan mesjid Agung dan gedung Islamic Centre itu menelan dana sekitar Rp 64 miliar,- dan kapasitasnya bisa menampung hingga 3.000 jemaah sedangkan gedung Islamic Centre yang lokasinya berdampingan dengan mesjid Agung mampu menampung sekitar 1.000 pengunjung, sehingga bisa digunakan untuk event-event kegiatan keagamaan tingkat provinsi bahkan nasional.


 
Sedangkan kantor Balai Kota, katanya, menelan dana sebesar Rp 34,6 miliar dan bangunannya menggunakan teknologi konstruksi komposit yaitu gabungan beton dan baja dibangun agar lebih irit biaya. 

“Kami paham dengan konstruksi tanah di kota Tebingtinggi yang labil sehingga bangunan-bangunan yang akan diresmikan nanti semuanya menggunakan tiang pancang dengan kedalamam  11 meter untuk menjamin konstruksi bangunan gedung supaya lebih kokoh,” terang Walikota Tebingtinggi.
 
Lebih lanjut disebutkannya, bangunan gedung Balai Pertemuan Kartini itu berkapasitas 3.000 pengunjung dan pembangunannya menelan biaya Rp 34 miliar, salah satu alasannya gedung tersebut dibangun untuk menjawab permintaan pemerintah pusat yang menjadikan kota Tebingtinggi ini sebagai kota buffer yang mendukung kegiatan ekonomi baik yang ada di Kuala Tanjung, Sei Mangkei maupun kawasan strategis nasional Danau Toba sebagai kawasan pariwisata. (Bon)

Post a Comment

Disqus