/*-- Start Maintenance Template -- */ /*-- Akhir Maintenance Template -- */

Ads (728x90)

Dilihat 0 kali


LABUHAN BATU, Sumutrealita.com
–  Olan Yolani br Sinulingga (9) siswi kelas III Sekolah Dasar (SD) hanya bisa pasrah menahan sakit akibat luka bakar di kaki kanan dan kaki kiri serta sebagian perutnya.

Putri ke empat dari pasangan Sinulingga dan M boru Siagian itu, hanya bisa terbaring di tempat tidur di rumahnya di Jalan Maraton Kelurahan Siringo-ringo Kecamatan, Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu.

Putri bungsu mereka itu sudah anak bulan tidak bisa duduk dan melipat kedua kakinya dan kadang - kadang ia menjerit dan menangis menahankan rasa sakit dari luka bakar yang dideritanya lantaran kerap berdenyut.

Saat sejumlah awak media melihat ke rumahnya pada Rabu (3/6/2020), putri ke 4 Sinulingga tersebut tidak dapat memperlihatkan keceriannya lagi, kadang ia merasa nyeri lantaran kulit luar di kaki dan sebagian di perutnya sudah lepas.

“ Luka bakarnya hampir 50 %, kami tidak bisa berbuat apa-apa jika putri bungsu kami ini menjerit kesakitan, “ kata ibu korban, M boru Siagian sambil meneteskan air matanya.

Sambil terisak, M Boru Siagian menyebutkan luka bakar yang diderita putrinya itu terjadi pada bulan November 2019 lalu sekitar pukul 20.00 WIB. Ketika itu putrinya bermain petasan di depan rumahnya dan saat itu seorang temannya datang membawa  jerigen yang berisikan minyak bensin dan menyiramkan di kaki dan sebagian perutnya seketika itu juga temannya menyalahkan korek api dan menyambar korban akibatnya kedua kakinya dan sebagian perutnya mengalami luka bakar.

“ Saat itu juga kami membawa putri kami ke Rumah Sakit Umum Rantau Prapat kemudian dokter merujuknya ke Rumah Sakit (RS)  Adam Malik di Medan dengan mengunakan BPJS Mandiri,” kata M boru Siagian.

Namun  Olan Yolani br Sinulingga hanya dirawat beberapa hari saja di RS Adam Malik lantaran tidak ada biaya untuk membayar biaya makan sehari-hari dan sewa penginapan mereka.

“ Kami tidak memiliki biaya untuk memenuhi kebutuhan kami sehari-hari dan biaya makan serta biaya penginapan,  terpaksa kami membawanya pulang ke kampung (Labuhanbatu) untuk berobat jalan,” kata M. boru Siagian dengan mimic wajah sediah.

Hingga saat ini belum ada perhatian dari Pemerintah, Ia mengharapkan bantuan dari Pemkab Labuhanbatu dan donatur untuk biaya perobatan putrinya agar bisa sembuh sehingga putrinya bisa sekolah lagi. (BS)

Post a Comment

Disqus