/*-- Start Maintenance Template -- */ /*-- Akhir Maintenance Template -- */

Ads (728x90)

Dilihat 0 kali

Ilustrasi bandara/Foto: (Thinkstock/detik.com)

JAKARTA, Sumutrealita.com
- Bandara Werur di Tambrauw, Papua Barat menjadi salah satu proyek yang dibangun Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) pada periode 2015-2018. Bandara tersebut kini sudah selesai dibangun. Bandara ini punya nilai historis yang tinggi.

Bandara yang digarap oleh Kementerian Perhubungan bersama pemerintah Kabupaten Tambrauw provinsi Papua Barat itu, disebut sebagai peninggalan Perang Dunia II, dan disulap menjadi bandara penerbangan perintis.

"Ini cukup strategis, kalau kita lihat ini bandara peninggalan perang dunia kedua. Dia berhadapan dengan Samudera Pasifik. Bagi saya orang awam, bandara ini sangat layak. Tak salah kita kembangkan bandara ini ke depan akan lebih besar lagi. Ini dengan Raja Ampat bersebelahan," kata Bupati Tambrauw Gabriel Assem di kantor Kemenhub, Jakarta, 22 September 2014.

Gabriel mengatakan, pemerintah kabupaten Tambrauw tak sanggup mengembangkan bandara ini menggunakan dana APBD. Itu sebabnya, pemerintah pusat diminta membantu untuk mengembangkan bandara yang ada di kabupaten tak jauh dari kawasan Raja Ampat ini.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan yang juga Plt Dirjen Perhubungan Udara, Santoso Edi Wibowo saat itu, menyebut bandara ini mulai dibangun di 2015.

Pemerintah pusat membangun sisi udara seperti runway, taxi way, ATC, dan aspek teknis lain. Sedangkan pemerintah kabupaten bertugas untuk menyiapkan lahan dan membangun gedung terminal.

Pembangunan bandara ini di tahap 1 menghabiskan anggaran sekitar Rp 39 miliar. Bandara ini dibangun di atas lahan seluas 200 hektar.

Santoso mengatakan, dari pemerintah, Kementerian Perhubungan menyiapkan dana APBN sampai Rp 30 miliar untuk keperluan membangun sisi udara yaitu runway dan taxiway.

"Anggaran dari APBN sementara, kita sediakan Rp 300 miliar nanti baru dibangun di tahun 2015, tahap satu untuk sisi udara, runway dan taxiway, selesai sekitar 3 tahun. Kalau lahan sudah siap, baru kita kerjakan pembangunan fisik," tambahnya.

Sementara itu, Bupati Kabupaten Tambrauw, Gabriel Assem mengungkapkan, pemerintah kabupaten dalam hal ini bertugas menyiapkan lahan dan membangun sisi udara berupa gedung terminal dan sarana prasarana lainnya. Totalnya Rp 9 miliar, di mana Rp 3 miliar untuk pembebasan lahan.

Bandara peninggalan Perang Dunia ke II ini menjadi alternatif bandara menuju ke Raja Ampat, Papua Barat, serta untuk memacu pertumbuhan ekonomi setempat.

"Infrastruktur ini sangat penting agar bisa mendorong kelancaran akses, khususnya di bidang perhubungan udara pada seluruh masyarakat yang ada. Untuk memacu pertumbuhan ekonomi khususnya di kabupaten Tambrauw," tambah Gabriel. (detik.com)

Post a Comment

Disqus