/*-- Start Maintenance Template -- */ /*-- Akhir Maintenance Template -- */

Ads (728x90)

Dilihat 0 kali


Asahan,Sumutrealita.com

Kementerian PUPR biayai pembangunan bendung daerah irigasi Sei Silau dimana Proyek ini dikerjakan kontraktor Wika Modern KSO (PT Wijaya Karya – PT Modern, KSO) sejak bulan Oktober 2018 dan akan berakhir pada 31 Desember 2021 dengan nilai kontrak Rp 203.557.904.000.

Hal tersebut dikatakan Kadis PUPR Asahan Tengku Adi Huzaifah SSos melalui Pres rilisnya yang disampaikan Kadis Kominfo Asahan H Rahmat Hidayat Siregar SSos MSi Jum'at (22/03/2019).

Lanjut Hidayat mengatakan bahwa pekerjaan tahap 1 meliputi pembangunan bendung 1 unit yang berada di desa Buntu Pane Kecamatan Buntu Pane dan pembangunan saluran suplesi sepanjang 8 KM dari bendung menuju ke desa Urung Pane Kecamatan Setia Janji sedangkan untuk Pembangunan saluran suplesi akan dilanjutkan pada tahap 2 dari desa
Urung Pane dan akan berakhir di dam Serbangan di desa Pondok Bungur Kecamatan Rawang Panca Arga sepanjang 24 KM. 

Ia juga mengatakan bahwa sebelum pelaksanaan proyek ini sudah melalui tahapan ganti rugi lahan sebanyak 278 persil dengan luas 57,44 ha yang berada di 4 desa di Kecamatan Buntu Pane yakni desa Buntu Pane, Ambalutu, Karya Ambalutu dan Prapat Janji dan 2 desa di Kecamatan Setia Janji yakni desa Sei Silau Barat dan Urung Pane.

Hidayat juga menerangkan bahwa selama ini ketersediaan air dari sungai Bunut tidak mencukupi untuk mensuplay air untuk persawahan di Kecamatan Rawang Panca Arga dan sebagian di Kecamatan Meranti sehingga petani memanfaatkan air untuk persawahannya dari air buangan kebun dan hujan. Akibatnya petani hanya dapat melakukan penanaman padi paling banyak 2 kali setahun.

Proyek pembangunan bendung dan saluran suplesi ini dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan kekurangan debit air di areal persawahan dan dapat mensuplay air persawahan seluas 8.533 ha di Kecamatan Rawang Panca Arga dan
kecamatan Meranti. 

Dengan jaminan ketersediaan air tersebut maka petani dapat meningkatkan indeks pertanamannya dengan melaksanakan pertanaman padi menjadi
lebih dari 2 kali setahun bahkan bisa menjadi 3 kali setahun karena air selalu tersedia. 

Disamping itu lahan sekitar persawahan yang selama ini beralih fungsi ke tanaman kelapa sawit dapat kembali beralih fungsi ke tanaman padi karena air sudah tersedia
sepanjang waktu. 

Pada akhirnya dengan pembangunan bendung dan saluran suplesi ini dapat dicapai peningkatan produksi beras di Sumatera Utara khususnya di Kabupaten Asahan sejalan dengan kebijakan nasional pemerintah dalam upaya meningkatkan ketersediaan pangan nasional khususnya beras.(DS)

Post a Comment

Disqus