/*-- Start Maintenance Template -- */ /*-- Akhir Maintenance Template -- */

Ads (728x90)

Dilihat 0 kali

 

LABUHANBATU,  Sumutrealita.com – Lurah Siringo-ringo, Rustam Efendi S. T. M.A.P dan pihak imigrasi Tanjung Balai turun melihat langsung gudang penyimpanan lidi yang berasal dari pelepah sawit yang berada di jalan baru Lingkungan Pemancar Gang Volley dan tidak memiliki izin, Senin (10/8/2020).

Saat meninjau Gudang tersebut Rustam Efendi bersama petugas Imigrasi Tanjung Balai tidak menemukan pemilik usaha itu diduga telah kabur. Di Gudang tersebut yang ada hanya pekerjanya saja yang sedang bekerja.

Kepala Lingkungan Pemancar Jul Aswan Siregar menyampaikan bahwa dirinya mengetahui ada aktifitas dan Gudang penyimpanan lidi tersebut dari seorang warganya dan ia tidak mengetahui pengusahanya berdomisili dimana.

Lurah Siringo ringo Rustam Efendi S.T. M.A.P dengan tegas memerintahkan untuk menutup usaha gudang penyimpanan sapu lidi tersebut karena secara admistrasi tidak mempunyai ijin yang resmi.

“ Saya tidak punya kepentingan didalamnya jadi saya sudah mengingatkan bapak Natsir Mamud melalui Via HP untuk menutup usaha ini,” katanya.

Pantauan media terlihat tumpukan sapu lidi yang berasal dari pelepah sawit ditumpuk di gudang tersebut dan siap diekspor ke luar negeri diduga milik warga negara Pakistan.

Sementara itu, Iskandar pegawai kantor Imigrasi Tanjung Balai yang ikut turun ke lokasi Gudang tersebut mengatakan untuk ijin tinggalnya masih diveripikasi dan Natsir Mamud masih ijin dari Jakarta.

Pemilik rumah yang dijadikan tempat gudang penyimpanan  lidi Hj. Mai Munah Rambe mengatakan baru tiga bulan berjalan usaha penyimpanan sapu lidi  milik Mr Natsir Mamud tersebut.

“ Memang dia mengkontrak rumah saya sebesar Rp . 20  juta/ per tahun, sebelumnya satu tahun kosong dan saya yang berusaha disini. Kemudian Mr . Natsir Mamud datang menjumpai saya, untuk menyewah, sedangkan kontraknya mulai tanggal 1Mei 2020 dan ada perjanjiannya pak,  dia ,bukan lari tapi pulang ke Pakistan karena Covid-19 ," katanya.

Dodi salah seorang pekerja mengeluhkan karena dengan ditutupnya usaha sapu lidi tersebut ada 20 orang karyawan kehilangan pekerjaan, apa lagi dengan situasi ekonomi sekarang ditengah pandemi Covid-19 sangat sulit mencari pekerjaan.

“ Dengan adanya usaha ini, kami bisa bekerja dan tertolong karena beban ekonomi sulit  dan mohon pemerintah kabupaten Labuhanbatu mempertimbangkan nasib pekerja,” katanya. (BS)


Post a Comment

Disqus