/*-- Start Maintenance Template -- */ /*-- Akhir Maintenance Template -- */

Ads (728x90)

Dilihat 0 kali

Bupati Labuhanbatu, Pangonal Harahap saat melaksanakan Sholat Idul Adha. (Fhoto : Istimewa)
LABUHANBATU, Sumutrealita.com -Bupati Labuhanbatu, Pangonal Harahap, bersama Dandim 0209/LB Letkol CZI Denden Sumarlin, Plt Sekdakab Ahmad Muflih, dan Kepala Kantor Kementerian Agama, Safiruddin, serta Ketua Tim Pengegrak PKK Kabupaten. Siti Awal Pangonal Harahap melaksanakan sholat Idul Adha 1438 H di Lapangan Ikabina Rantauprapat , Jumat (1/9/2017)

Sholat Idul Adha yang dihadiri sekitar lebih kurang 1.000 orang itu di imami oleh Hamdan Abdul Ghafur, salah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di Bagian Perekonomian Setdakab Labuhanbatu, dengan Khotib Ali Umar Ritonga dari Kantor Kementerian Agama Labuhanbatu.
 
Dilansir hetanews.com, Ali Umar Ritonga dalam khutbahnya mengatakan, Idul Adha yang sedang dirayakan saat ini disebut juga “Yaumun Nahr” yakni hari pemotongan binatang ternak sebagai Kurban.
 
Sejarahnya bermula dari ujian yang sangat berat kepada Nabi-Yullah Ibrahim AS, karena kesabaran dan ketabahannya dalam menghadapi ujian dan cobaan, maka akhirnya Allah SWT memberinya sebuah anugerah kehormatan sebagai “Kholilullah” atau kekasih Allah.
 
Menurut Ali Umar Ritonga, hal yang tepat pada perayaan Idul Adha ini digunakan menggugah hati untuk berqurban bagi negara, khususnya Kabupaten Labuhanbatu.
 
Dirinya juga mengajak mendukung program Bupati Labuhanbatu di segala bidangnya sesuai dengan bidang dan tupoksi masing-masing,
 
Ali Umat juga mengingatkan, menghindari ucapan dan tindakan yang provokatif maupun ajaran kebencian terlebih-lebih para ulama dan ustadz. Menurutnya, tugas ulama dan ustadz adalah menciptakan kedamaian dan suasana kondusif.
 
Pelaksanaan Sholat Idul Adha yang bertemakan “Dengan Semangat Hari Raya Idul Adha 1438 H, Kita Tingkatkan Perjuangan dan Pengorbanan Menuju Labuhanbatu Yang Religius”, Ali Umar menyebutkan, bahwa Allah SWT tidaklah menuntut untuk menyembelih dan mengorbankan anak kita. Sebab Allah tau kita tidak akan mampu menjalaninya.
 
"Melainkan memotong sebagian harta kita untuk menyembelih hewan kurban. Kita masih terlalu banyak berfikir, memotong 2 ½ persen harta kita untuk zakat. Kita banyak alasan, memotong sedikit waktu untuk sholat 5 waktu masih lalai, menunda sebentar waktu makan untuk berpuasa dan tidak mampu melaksanakannya," sebut Ali Umar.
 
(HN)

Post a Comment

Disqus