/*-- Start Maintenance Template -- */ /*-- Akhir Maintenance Template -- */

Ads (728x90)

Dilihat 0 kali

Orang Tua Ester Panggabean (Fhoto : Sumutrealita.com)
ASAHAN, Sumutrealita.com –  Baru empat bulan dilantik menjadi Kepala Sekolah Dasar Negeri 010099 Silau Maraja Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan, Legina Siregar sudah bersikap semena mena terhadap muridnya, Ia kerap mencubiti muridnya jika anak didiknya tidak bisa mengikuti pelajaran yang diberikannya.

Salah seorang murid yang kerap dicubitinya adalah Ester Panggabean (8) tahun yang masih duduk di bangku kelas II.
Ayah korban, Rolis Panggabean mengatakan kepada awak media, Rabu (20/9/2017)  bahwa penganiayaan yang dialami putri keduanya terjadi pada saat jam belajar tepatnya hari kamis (14/9/2017) dan hari Sabtu (16/9/2017).

"Kronologis kejadian yakni pada  hari Kamis sepulang sekolah, Ester menyampaikan kepada kami (ayah dan ibunya), bahwa dia dicubit ibu Legina, namun saat Ester menunjukkan bekas cubitan tersebut, kami melihat hanya cubitan biasa, meskipun hati ini sedih melihatnya, kami coba bersabar, kami menganggap mungkin ini salah satu cara guru mendidik murid muridnya,” kata Rolis.

Kemudian hari Sabtu (16/9/2017) sepulang sekolah, Ester mengatakan bahwa pipi dan perutnya lebam lebam di cubit oleh Legina.

“ Hati saya sangat sedih dan tanpa saya sadari saya meneteskan air mata, melihat penderitaan yang dirasakan putri kedua saya. Pipi dan perutnya lebam lebam dicubiti oleh Legina" kata Rolis dengan nada sedih

Karena sudah dua kali dicubit oleh gurunya, lanjut Rolis Panggabean, mereka sepakat membawa Ester ke Rumah Sakit Umum Haji Abdul Manan Simatupang Kisaran untuk dilakukan visum, Sabtu (16/9/2017) dan keesokan harinya Minggu (17/9/2017), kami melaporkan kejadian ini kepihak Polres Asahan.

Setelah kasus ini dilaporkan kepihak berwajib, pihak Legina kasuk kusuk untuk melakukan perdamaian.

“Sebenarnya saya selaku ayah korban tidak bersedia berdamai, namun karena desakan mertuaku, akhirnya perdamean kita lakukan di kantor balai desa Silau Maraja pada hari Senin (18/9/2017). Perdamean diatas materai 6000 tersebut dihadiri Legina Br Regar, Rolis Panggabean, Kades Silau Maraja, Haidir Butar Butar, saksi H Manurung, L Sagala, N Br Sihombing dan T Tampubolon dan masyarakat lainnya,”jelas Rolis.

Isi pardamean tersebut, katanya, sehubungan dengan adanya tindak kekerasan yang dilakukan oleh ibu Legina Br Regar selaku guru di SDN 010099 Silau Maraja kepada muridnya bernama Ester Panggabean dan untuk menjaga hal hal yang tidak kami inginkan maka kami kedua belah pihak (Legina Siregar pihak I dan Rolis Panggabean orang tua Ester pihak II) sepakat untuk berdamai secara kekeluargaan dihadapan Kades Silau Maraja dan saksi saksi dan perkara ini kami tutup sampai disini saja.

Mendapat informasi kejadian penganiayaan yang dilakukan Legina kepada muridnya, para orang tua/wali murid dan masyarakat Silau Maraja merasa  resah. Keresahan ini dipicu ketakutan/kekhawatiran para orang tua yang anaknya sedang menimba ilmu disekolah tersebut.

“Bisa bisa bang, besok atau lusa nanti, anak anak kami yang dianiaya dan disiksa si Legina,”ujar Andar Mardohar Sianipar (30) didampingi Nimrot Sianipar (45) dan Saut Siregar (53), Rabu (20/9/2017).

Kami para orang tua/wali murid dan masyarakat Silau Maraja berharap kepada Bupati Asahan Drs H Taufan Gama Simatupang MAP melalui Dinas Pendidikan agar memanggil, memeriksa, meminta pertanggung jawaban dan memberikan sanksi yang tegas kepada Legina.
Kepsek 010099 Silau Maraja, Legina Siregar (Fhoto : Sumutrealita.com)
“Yang pasti, kami sebagai orang tua/wali murid dan masyarakat Silau Maraja dengan tegas menolak Legina untuk mendidik anak anak kami disekolah tersebut. Pak Bupati, pak Kadisdik, copot dan pindahkan Legina dari sekolah dikampung kami ini,” katanya

Ditempat terpisah Kepala Sekolah (Kepsek) SDN 010099 Silau Maraja, Kecamatan Setia Janji, Legina  Siregar ketika di konfirmasi para awak medía, Sabtu, (23/9/2017) di kantornya membenarkan kejadian itu, Ia mengakui bahwa perbuatan yang dilakukannya karena kekhilapan, hal itu di sebabkan karena Ester tidak bisa membaca dan menulis.

" Sudah berulang kali di ajari namun dianya ( red - ester) tidak bisa baca tulis. makanya saya cubit, hal itu saya lakukan karena ester dan kedua orang tuanya saya anggap keluarga atau family,”  ujar Legina.
Ketika disinggung tentang etika dan moral seorang gurú yang telah diberi tugas tambahan menjadi Kepala Sekolah kemudian melakukan tindakan kekerasan terhadap muridnya sendiri, dengan lantang Legina menjawab bahwa mereka sudah berdamai.

“Saya kan sudah berdamai kepada kedua orang tuanya, dan perdamaian kami di saksikan oleh Kepala Desa dan dihadiri beberapa orang saksi,” cetus Kepsek yang baru menjabat 4 bulan di sekolah itu.

(DS)

Post a Comment

Disqus