/*-- Start Maintenance Template -- */ /*-- Akhir Maintenance Template -- */

Ads (728x90)

Dilihat 0 kali

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto, Sabtu (24/6/2017)(Kompas.com/Robertus Belarminus)
MEDAN,Sumutrealita.com - Dua terduga teroris melakukan penyerangan ke pos penjagaan di Markas Polda Sumatera Utara, Minggu (25/6/2017). Para pelaku yang belum diketahui identitasnya itu menewaskan seorang anggota polisi di pos penjagaan.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan kronologi kejadian berawal sekitar pukul 03.00 WIB. Dua pelaku penyerangan masuk ke polda dengan cara melompat pagar.

Di dalam Polda Sumut ada tiga pos penjagaan yakni Pos 1 sampai 3. Tiga pos ini saat malam atau setelah lewat pukul 18.00 akan ditutup. Selanjutnya untuk yang hendak masuk ke markas harus melalui Pos 1. Tetapi, para pelaku menyerang ke Pos 3 dengan cara melompat pagar.

"Dua orang ini lompat kemudian serang di pos tiga," kata Setyo, di Mabes Polri, Jakarta, Minggu (25/6/2017).

Setiap pos, lanjut Setyo, seharusnya dijaga empat orang. Tapi pada saat penyerangan, dua personil pos tersebut sedang patroli di markas, satu lagi sedang mengontrol di luar pos.

Dua pelaku penyerang yang bersenjatakan senjata tajam lalu menyerang Aiptu Martua Sigalingging yang berada di dalam pos.

"Yang diserang ini yang di dalam pos yang sedang istirahat. Pada saat diserang, anggota atas nama Aiptu Martua Sigalingging gugur karena ditikam dengan senjata tajam," ujar Setyo.

Aiptu Martua gugur dengan luka tikaman di leher, dada dan tangan. Setyo mengatakan, rekan Aiptu Martua, Brigadir E Ginting kemudian meminta tolong kepada anggota Brimob yang ada di pos lainnya di dalam Polda Sumut.

Anggota Brimob kemudian melumpuhkan para pelaku dengan tembakan, dan menewaskan salah satunya.
"Anggota Brimob di pintu lain ambil tindakan dengan satu pelaku tewas di tempat dilumpuhkan, satu kritis," ujar Setyo.

Setyo mengatakan, pelaku yang kritis dirawat di rumah sakit. Kasus ini sudah ditangani Densus 88.
Peringatan Bahrun Naim

Saat ini pihak kepolisian memperketat penjagaan di pos dan markas mereka menyusul serangan di Markas Polda Sumatera Utara oleh dua pelaku yang diduga teroris. Peningkatan pengamanan ini mewaspadai kemungkinan serangan susulan terhadap kepolisian.

"Kami tetap waspadai bahwa kemungkinan serangan terhadap Polri masih tetap ada. Oleh sebab itu pengamannan di pos atau mako Polri ditingkatkan," ujar Setyo.

Polisi mengindikasikan serangan di Polda Sumut sebagai aksi teror setelah mengetahui adanya perintah dari Bahrun Naim alias Anggih Tamtomo alias Abu Rayan warga negara Indonesia di Suriah yang menjadi pengikut ISIS. Bahrun Naim disebut mengimbau pengikutnya untuk melakukan aksi amaliah.

"Indikasinya mungkin rekan-rekan kemarin dengar ada imbauan dari Bahrun Naim yang imbau bahwa mereka diminta untuk amaliah, apapun yang di dia (punya), kalau dia enggak punya bom pakailah sajata apa aja untuk menyerang," ujar Setyo.

Setyo juga menyinggung kasus penangkapan tiga orang terduga teroris oleh Densus 88 di Medan beberapa waktu kemarin. Tiga pelaku yang ditangkap itu juga merencanakan aksi teror.

Pihak Densus 88, menurutnya, sedang menyelidiki apakah dua terduga teroris yang menyerang Polda Sumut ada kaitannya dengan yang ditangkap sebelumnya.

"Ini kelihatan masih kelompok mereka atau sel lain yang melakukan serangan yang sama," ujar Setyo.

(kompas.com)

Post a Comment

Disqus