/*-- Start Maintenance Template -- */ /*-- Akhir Maintenance Template -- */

Ads (728x90)

Dilihat 0 kali



KARIMUN, Sumutrealita.com – Ketua Humas pembangunan Gereja Santo Joseph Tanjung Balai Karimun Romesko Purba membantah isu yang berkembang ditengah-tengah masyarakat terkait pembangunan gereja Santo Joseph Kabupaten Karimun yang telah berdiri sejak tahun 1928 lalu, terletak di Jalan Trikora No.1, Kecamatan Karimun, Kabupaten Karimun.

Romesko Purba didampingi Romo Kristiono Widodo saat jumpa pers dengan sejumlah awak media di Aula Gereja Santo Joseph Sabtu (26/10/2019) mengatakan pembangunan Gereja yang secara surat menyurat sudah mengantongi IMB.

Ia menyebutkan ada beberapa isu yang berkembang di masyarakat terkait rencana pembangunan gereja Santo Joseph Kabupaten Karimun salah satunya isu bahwa akan didirikan patung Bunda Maria dengan sangat tinggi hingga tampak kelihatan dari kejauhan atau pelabuhan domestik.
 
“ Isu itu tidak benar dalam gambar yang diajukan, kami tidak membangun patung bunda Maria seperti informasi itu," ucapnya.

Isu kedua, katanya, mengenai Salib yang dikatakan tinggi dan besar itu sama sekali tidak benar.

"Sesuai kesepakatan, bahwa Gereja mengakomodir kearifan lokal, yakni Gereja tidak menggunakan simbol-simbol, termaksud Salib diluar bangunan," tambahnya.

Isu ketiga, bangunan Gereja dikatakan dua lantai dan ditakutkan menjadi ikon Karimun termaksud salib dan patung bunda Maria, itu tidak benar.

Romesko purba berharap semoga tidak adalagi problem ketika proses pembangunan dimulai, dan dirinya juga berharap agar masyarakat tidak mudah menerima informasi - informasi yang belum tahu kebenarannya.

Sementara itu, Romo Kristiono Widodo menambahkan bahwa pembangunan (rehab total) Gereja Santo Joseph itu tidak lain lantaran bangunan yang dimiliki sudah tidak memadai, kapasitas gereja saat ini hanya mampu menampung 100 orang umat, sementara jumlah umat mencapai 600 orang yang terdaftar.

Ia menyebutkan kapasitas gereja Paroki Santo Joseph sudah tidak mampu menampung jemaat saat melaksanakan ibadah kebanyakan umat beribadah di luar gereja, berpanas - panasan dan terkena air diwaktu hujan. 

“ Apalagi jika hari besar  kebanyakan umat beribadah di luar gereja, berpanas - panasan dan terkena air diwaktu hujan. Lain lagi kebisingan kendaraan yang lalu lalang, sehingga beribadah tidak maksimal,” kata Romo Kristono Widodo. (IK/Nal)

Post a Comment

Disqus