/*-- Start Maintenance Template -- */ /*-- Akhir Maintenance Template -- */

Ads (728x90)

Dilihat 0 kali


JAKARTA, Sumutrealita.com
  -  Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo berjanji akan meneruskan kebijakan Susi Pudjiastuti, pimpinan KKP di era Kabinet Kerja. Syaratnya, kebijakan itu merupakan kebijakan yang berdampak baik bagi Indonesia.

"Kami akan melanjutkan hal-hal yang bagus, kalau tidak bagus akan kami perbaiki," ungkap Edhy di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/10/2019).

Kendati begitu, ia enggan mengelaborasi apa saja kebijakan Susi yang dianggap baik. Begitu pula dengan kebijakan yang dianggap kurang baik.


Ia mengaku bakal berkomunikasi lebih dulu dengan Susi Pudjiastuti, yang sebelumnya memimpin KKP di era Kabinet Kerja. "Iya, nanti saya ketemu Bu Susi dulu," imbuhnya.

Selain itu, ia juga enggan memberi gambaran terkait isu di sektor kelautan dan perikanan yang paling menyita perhatian. Begitu pula dengan gambaran kebijakan-kebijakan yang sekiranya akan diambil ketika sudah menjalani aktivitas sebagai menteri.

Sebagai gambaran, kebijakan Susi sejatinya kerap mengundang kontroversi. Tak jarang kebijakan itu justru dinilai tak sesuai dengan ekosistem di sektor kelautan dan perikanan.

Misalnya, kebijakan penggunaan cantrang. Namun, kadang kala kebijakan Susi tak sejalan dengan menteri-menteri lain.

Ketika ia tidak ingin pemerintah melakukan impor garam karena bisa menekan penggunaan hasil produksi garam nelayan lokal.

Padahal, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman kala itu menilai penurunan harga garam tidak akan terjadi karena impor di sektor komoditas tersebut.

Di sisi lain, Edhy berjanji akan membantu kehidupan para nelayan di Indonesia. Sebab, nelayan merupakan salah satu sektor industri yang kerap berkontribusi bagi perekonomian Tanah Air.

"Selama ini apa yang jadi hambatan, akan saya bantu bila hubungannya dengan nelayan. Ini akan kami selesaikan," ucapnya.

Selain itu, ia turut menekankan bakal bekerja sebaik mungkin di KKP, meski turut menggemban jabatan di partai politik, yaitu Partai Gerindra. Toh, menurutnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak keberatan dengan jabatan tersebut

"Tidak ada larangan kan untuk jabatan politik sejauh ini," pungkasnya.

Jokowi menunjuk Edhy Prabowo menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan menggantikan Susi Pudjiastuti. Ia pun langsung dilantik presiden pada pagi tadi.

Edhy Prabowo merupakan pria kelahiran Muara Enim, Sumatera Selatan, 24 Desember 1971. Ia merupakan politikus Partai Gerindra sekaligus rekan dari Prabowo Subianto.

Sebelum menjajaki dunia politik, Edhy merupakan atlet silat nasional dan pernah meraih sejumlah kejuaraan baik tingkat nasional maupun mancanegara. Namanya kian berjaya setelah menjuarai perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON).

Selain menjadi atlet, pada 1991 ia sempat menjadi anggota Akabri di Magelang, Jawa Tengah. Namun Edhy dikeluarkan karena terkena sanksi dari kesatuan dan kariernya hanya bertahan selama dua tahun.

Keluar dari Akabri, Edhy dikenalkan oleh rekannya pada Prabowo yang saat itu masih berpangkat Letkol dan menjabat sebagai Dangrup III TNI AD. Setelah itu, Edhy mendapat bantuan dari Prabowo hingga dirinya dapat menempuh pendidikan kuliah di Fakultas Ekonomi di Universitas Moestopo dan dapat berlatih serta belajar silat di Batujajar, Bandung setiap akhir pekan.

Tak hanya sebatas itu, Prabowo juga mengangkat Edhy sebagai orang kepercayaannya. Edhy mendapat tugas untuk mendampingi Prabowo merintis usaha yang saat itu telah menjadi jenderal bintang tiga untuk tinggal di Jerman dan Yordania. (cnn.indonesia.com)

Post a Comment

Disqus