/*-- Start Maintenance Template -- */ /*-- Akhir Maintenance Template -- */

Ads (728x90)

Dilihat 0 kali



BINTAN, Sumutrealita.com
- Setiap Pemerintah Daerah (Pemda) harus mampu menyikapi defisit keuangan akibat dari penurunan Dana Perimbangan berupa Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Alokasi Umum (DAU) yang terjadi setiap tahunnya. Untuk itu setiap Pemerintah Daerah (pemda) harus lebih mandiri dan kreatif untuk mencari sumber-sumber pembiayaan, serta aktif mencari berbagai peluang yang bisa dijadikan sebagai  sumber pemasukan kas daerah.

“ Di jaman era otonomi ini setiap Kepala Daerah harus mampu menyusun dan menyiasati setiap program kerja yang harus dilakukan untuk menutupi pengaruh dari penurunan dana perimbangan baik DBH, DAK dan DAU,” kata Bupati Bintan H Apri Sujadi, S.Sos saat ditemui sejumlah awak media di Kantor Bupati Bintan, Bandar Seri Bentan, pada Selasa pagi (10/4/2018).

Bupati Bintan juga mengatakan rasionalisasi program kerja perangkat daerah serta efisiensi belanja , merupakan salah satu formulasi kerja yang harus dilakukan setiap tahunnya.

Pada tahun 2018, Komponen Pendapatan Daerah masih dikuasai oleh Pajak Daerah sebesar 73,6%, Retribusi Daerah sebesar 4,3%, Hasil Pengelolaan Kekayaan Alam sebesar 5,5% serta Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah sebesar 16,6%.

" Saat ini kontribusi pendapatan daerah yang terbesar berasal dari sektor Pajak Daerah yang sumbernya masih didominasi oleh Pajak Hotel dan Pajak Restauran. Lima sektor terbesar dalam PDRB Kabupaten Bintan, kontribusi terbesar terhadap PAD terbanyak dari sektor pariwisata yaitu 51% total PAD " ujarnya

Sejumlah daerah di Indonesia, harus menyiasati penggunaan alokasi keuangan akibat kebijakan otonomi daerah, salah satunya dengan peningkatan pendapatan daerah serta  efisiensi belanja daerah. 4 tahun terakhir, Kabupaten Bintan berencana untuk meningkatkan realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Bintan.

Perkembangan APBD Kabupaten Bintan juga mengalami peningkatan. Tahun 2017 sebesar  Rp 986 milyar,- , naik ditahun 2018 sebesar Rp 1,066 triliun,- .

Sementara pertumbuhan ekonomi, tahun 2016 sebesar 5,09% naik di tahun 2017 sebesar 6,01%. Dengan Laju Inflasi mencapai 3,37% dan realisasi investasi mencapai Rp 10,4 triliun,- .

(R /Lam)

Post a Comment

Disqus