/*-- Start Maintenance Template -- */ /*-- Akhir Maintenance Template -- */

Ads (728x90)

Dilihat 0 kali


BATAM, Sumutrealita.com - Anggota Komisi I DPRD Batam, Tohap Erikson Pasaribu mengatakan bahwa ditengah pandemic Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) berpengaruh pada dunia usaha namun sangat berpengaruh kepada tukang ojek. 

Untuk itu kader PDI Perjuangan ini meminta agar PT Gojek Indonesia (GI) mengevaluasi program Berkat karena sangat merugikan driver Gojek selau mitra kerjanya.

“ Banyak keuntungan yang diperoleh oleh PT GI hingga mencapai triliunan rupiah dan penghasilan itu sebagian besar diraih dari driver Gojek untuk itu saya berharap disampaikan ke pusat agar PT GI peduli dengan driver Gojek,” kata  Tohap Erikson Pasaribu saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) di ruang Komisi I DPRD Kota Batam, Batam Centre, Senin (14/7/2020).

Lebih jauh Tohap Erikson Passaribu menjelaskan bahwa dalam marketing untuk mempromosikan iklan kita menggunakan biaya, namun PT GI melalui driver Gojek yang selalu memakai jaket yang mereka pakai sudah mempromosikan Gojek Online.

“ PT GI tanpa mengeluarkan biaya untuk mempromosikan usahanya, sebab telah dipromosikan para driver Gojek dengan jaket yang dipakainya,” katanya.

Selain keuntungan dari promosi melalui jaket tersebut, Erikson juga menjelaskan bahwa dari aplikasi PT GI juga mendapat uang sebab setiap orang membuka aplikasi Gojek dengan menggunakan pulsa.

Ia mengharapkan  PT Gojek Indonesia yang merupakan karya anak bangsa agar dapat berbuat  untuk anak bangsa. 

“ PT GI ini apakah masih punya orang Indonesia dan berapa penghasilan yang didapat,” katanya.

Sementara itu Safari Ramadhan yang juga hadir dalam RDP itu mengatakan program Berkat seharusnya tidak bisa ditetapkan begitu saja tanpa disosialisasikan oleh PT Gojek Indonesia (GI) kepada Driver Gojek selaku mitra kerjanya.

“ Jika kebijakan ini untuk daerah, dirinya akan meminta untuk tidak diterapkan di kota Batam,” katanya. 


Menanggapi hal tersebut, Manager Operational GI Batam, Alfyan menyebutkan pihaknya melakukan sosialisasi program Berkat sesuai keputusan dari pusat, informasi datang kepadanya pada H-3 dan baru bisa menyampaikan kepada driver pada H-1.

Ia menyebutkan sosialisasi tersebut dilakukan melalui kegiatan Kopdar/Kopi darat bertemu langsung, dan karena pandemi Covid-19 pihaknya tidak bisa melakukan Kopda secara langsung sehingga harus dilakukan secara online, di web sosial media. 

“ Kami mohon maaf tidak bisa semua mitra driver Gojek mengetahui. Sebenarnya kami sangat terbuka dan tidak menutup diri,” katanya.

Hal senada disampaikan oleh PT GI, Dedi yang menyebutkan bahwa terkait dikenakannya tarif Rp 1000 kepada pelanggan, aplikasi ini ada 3 mesin yang berbeda, digunakan oleh mitra driver, konsumen, dan Custumer/penjual makanan, minuman dan lain-lain.

“ Mesin tersebut membutuhkan biaya untuk pemeliharaan, dan selain itu kami juga mengalokasikan biaya tersebut untuk menjamin keamanan mitra maupun konsumen dalam bentuk asuransi. Untuk itulah yang kami bebankan kepada customer 100 %,” katanya.

Ia menyebutkan program Berkat akan dievaluasi secara berkala, dan program ini di setting untuk dievaluasi berdasarkan bagaimana pelaksanaan di daerah dan aspek-aspeknya banyak yang harus di pertimbangkan tidak hanya dari satu sisi saja, termasuk Mitra, Custumer. 

“ Untuk itu mitra jalani dulu dan dipahami terlebih dahulu,” katanya.

RDP itu dipimpin oleh Ketua Komisi I DPRD Kota Batam, Budi Mardyanto dan dihadiri   anggota Komisi I DPRD Kota Batam, Jimmy Nababan, Abdul Malik, Siti Nurlaila, Tan A Tien, anggota Komisi IV DPRD Kota Batam, pihak management PT Gojek Indonesia, pengurus FSPMI Batam, pengurus Asosiasi Driver Online, Dinas Perhubungan Kota Batam, serta perwakilan driver Gojek.

 (IK/Par)

Post a Comment

Disqus