/*-- Start Maintenance Template -- */ /*-- Akhir Maintenance Template -- */

Ads (728x90)

Dilihat 0 kali



SIMALUNGUN
, - Hingga Rabu (20/06) sore, total lima korban tewas tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba telah ditemukan. Namun, nasib 178 penumpang lainnya masih belum diketahui, lebih dari 48 jam sejak kapal tenggelam.
 
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Utara mengungkapkan salah satu alasan sulitnya menemukan korban dan bangkai kapal, adalah karena adanya arus bawah dan rimbunnya vegetasi di sejumlah titik Danau Toba.
 
"Menurut pengetahuan masyarakat airnya juga mengalir di bawah danau... Dan sehari setelah tenggelamnya kapal, ombak sangat besar, jadi memungkinkan sekali (korban) terbawa arus ke sana kemari," kata Kepala BPBD Sumatera Utara, Riadil Lubis, kepada BBC News Indonesia, Rabu (20/06).
 
Selain itu, Riadil menambahkan, lekukan-lekukan dan sejumlah tanaman di dalam danau dikhawatirkan membuat 'korban tersangkut atau tersembunyi' sehingga sulit terapung.
Sepanjang Rabu, Tim SAR telah menemukan empat jenazah.
 
"Penemuan pada pukul 08:00, 10:40 dan 15:00. Sehingga total ada lima jenazah. Sementara korban selamat berjumlah 18 orang," tutur Riadil.
 
KM Sinar Bangun tenggelam pada Senin (18/06) sekitar pukul 17:15 WIB, saat berlayar dari Pelabuhan Simanindo, Pulau Samosir, menuju ke Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Sejumlah korban yang menaiki kapal sedang berwisata menikmati libur lebaran.
 
Pencarian diperluas ketiga zona
 
Khawatir korban dan kapal terbawa arus bawah, tim SAR pun mulai Rabu pagi telah memperluas pencarian menjadi tiga zona.
 
"Zona satu itu di TKP lokasi tenggelamnya kapal. Di sana tim menyelam hingga kedalaman 25 meter. Zona dua itu terletak 100 meter di sebelah kanan TKP. Sementara zona tiga berlokasi 100 meter di sebelah kiri TKP," ungkap Riadil.
 
Dilansir BBC News Indonesia, Rabu (20/06), Riadil mengungkapkan bahwa pencarian korban dan kapal akan menantang, karena Danau Toba memiliki kedalaman 900 meter.
 
Lalu apakah penyelaman sampai kedalaman 25 meter efektif untuk mencari korban?
 
"Kedalaman 900 meter itu kan yang paling dalam. Di sana-sini tidak sampai segitu. Nah, sekarang cuaca agak cerah, bagus, gelombang danau agak baik, tenang, semoga pencarian bisa ada hasil," jawab Riadil.
 
Namun, hingga Rabu sore dan setelah zona pencarian diperluas, tanda-tanda keberadaan kapal dan korban tetap belum diketahui.
 
Kapasitas kapal hanya 43 penumpang
 
Di tempat terpisah, Kementerian Perhubungan mengonfirmasi bahwa KM Sinar Bangun kelebihan muatan.
 
"Kapal (ini) berukuran 35 GT (gross tonage) berkapasitas 43 orang. Kapal kecil," kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, dalam konferensi pers di kantornya di Jakarta, Rabu (20/06).
 
Budi pun mengilustrasikan bahwa untuk kapal dengan ukuran tersebut, sebanyak 80 penumpang masih bisa diangkut, "tetapi kalau 200 (penumpang) mungkin tidak cukup".
 
Dipaparkannya, ketika berlayar dari Pulau Samosir ke Simalungun, KM Sinar Bangun, dihadang cuaca buruk; hujan deras dan angin kencang. Tidak hanya itu, gelombang danau disebut Budi mencapai dua meter.
 
Kondisi tersebut diperburuk dengan kurangnya jaket pelampung yang "jumlahnya hanya 45 buah. Bayangkan penumpang sebanyak itu (lebih 180 orang), banyak yang tidak pakai life jacket," tutur Menhub.
 
Budi pun mengungkapkan pencarian korban akan dilakukan sampai tujuh hari ke depan dan apabila diperlukan akan ditambah tiga hari.
 
(www.bbc.com)

Post a Comment

Disqus